Sabtu, 20 Juli 2013

Biologi Tanaman Obat (Kunjungan ke PT. Sidomuncul)


I.       PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Obat merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan ini. Setiap harinya, sepersekian makhluk hidup di dunia bisa sakit. Tentunya, yang menjadi ujung tombak adalah obat. Dewasa ini, kandungan dalam obat masih didominasi oleh bahan-bahan kimia. Walaupun sedang mengarah ke obat-obatan herbal. Mengapa bisa terjadi demikian? Salah satu jawabannya adalah karena tanaman obat mengandung sekelompok zat aktif, yang secara kimia berbeda-beda rumus molekulnya. Oleh karena itu jika salah satu bagian tumbuhan obat itu digunakan, maka zat-zat aktif tersebut saling berinteraksi, sehingga khasiat yang ditunjukkan adalah merupakan hasil akhir (resultante) antar aksi zat-zat aktif tersebut. Selain itu, efek samping yang didapatkan lebih rendah resikonya daripada obat-obatan kimia. Oleh karena itu, penting kiranya untuk mengkaji lebih dalam tentang obat herbal itu. Bidang ilmu yang tepat adalah biologi tanaman obat (BTO). Oleh karena itu dirasa perlu untuk mencari tahu lebih dalam tentang tanaman obat sebagai penunjang kesehatan global,
PT. Sido Muncul menjadi tempat yang dipilih, karena kapasitasnya sudah tidak diragukan lagi, selain sejalan dengan bidang ilmu penulis saat ini, juga karena eksistensinya sebagai perusaan jamu modern tak terbantahkan.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana cara penanganan pasca panen simplisia tanaman obat PT. Sido Muncul dan bagaimana urgensi tanaman obat dimasa mendatang?
1.3.Tujuan
Mengatahui dan mempublikasikan cara penanganan pasca panen simplisia tanaman obat PT. Sido Muncul dan memahami pentingnya tanaman obat serta prospek ilmu dimasa mendatang.
II.                PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 30 Mei 2013 merupakan kegiatan studi ke suatu perusahaan obat ternama di daerah Ungaran,yaitu PT. Sido Muncul. Perjalanan dapat ditempuh selama kurang lebih 1 jam dari area kampus Universitas Diponegoro. Singkat cerita, di muka perusahaan, dijaga cukup ketat oleh petugas, sesampainya di area produksi, bagian humas perusahaan menyambut kedatangan dengan berbagai pengantar sebekum studi dilakukan. Berikut hasil studinya :

2.1.  Selayang Pandang Sido Muncul
Sido Muncul merupakan perusahaan yang didirikan sejak tahun 1951. Berawal dari sebuah usaha jamu rumahan hingga menjadi sebuah perusahaan nasional yang populer, tidak hanya dalam jamu, namun produk-produk lainnya. Sido Muncul yang penulis kunjungi (pabrik baru) berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Untuk menangani permintaan pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern. Menurut situs resmi PT. Sido Muncul (www.sidomuncul.com), saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Untuk menjamin kualitas setiap produknya, saat ini PT. Sido Muncul sudah memiliki perlengkapan yang beragam, dari yang paling sederhana sampai yang modern. Selain itu, PT. Sido Muncul memiliki delapan laboratorium (laboratorium Instrumentasi, Mikrobiologi, Farmakologi, Formulasi,Farmakognosi, Stabilitas, Kultur Jaringan, dan Analisis Kimia) yang disana dilakukan pengujian-pengujian pada produk. Baik itu uji awal sebelum distribusi, uji kelayakan produk, riset dalam skala kecil sebelum meluncurkan produk baru, sampai uji setelah produk beredar saat ada komplain dari konsumen. Semua berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

2.2.Tahapan Produksi
Dasarnya, semua hasil produksi yang sudah rapi dikemas berasal dari satu pintu, yaitu gudang bahan baku. Di lokasi ini, bahan baku dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu simplisia dan non-simplisia. Bahan baku simplisia adalah bahan baku yang memerlukan penanganan terlebih dahulu, contoh simplisia adalah akar tanaman, bunga, buah, dan biji. Sampai saat ini, ada kurang-lebih 100 jenis bahan baku yang dimanfaatkan oleh Sido Muncul. Bahan simplisia kering seperti jati belanda, sirih, alang-alang, kencur, jahe, daun dewa, kumis kucing, temulawak jahe merah, dll. Bahan baku non simplisia seperti susu, kopi, gula, madu, dll.
Bahan baku simplisia tersebut diatas didatangkan langsung dari daerah setempat. Namun, ada beberapa yang didatangkan dari luar Jawa dengan alasan jika ditanam di daerah jawa tidak bagus, atau justru akan menurunkan kualitas produk. Penataan bahan baku simplisia ini harus selalu terjaga suhu, kelembaban, pH, dll. nya. Dibawah rak-rak diberi bantalan-bantalan khusus agar tidak mudah rusak. Sebenarnya, sebelum  masuk kedalam rak-rak itu, bahan baku yang masuk harus di cek (Quality Control), namun, pengecekan disini masih manual dan sederhana, yaitu masih dalam lingkup fisik. Parameternya adalah kebersihan, ketepatan, kadar air, dst.
Setelah bahan baku ditata, disekitar itu ada ruang mesin gerabah. Ruang itu berisi mesin yang dapat digunakan memotong-motong gerabah, tujuannya untuk menyamakan bahan yang ada, seperti kandungan airnya, ukurannya. Selanjutnya adalah penyortiran, berfungsi untuk memisahkan bahan dari kotoran-kotoran yang melekat. Bahan akan dicuci, dan diurutkan dari yang paling kecil ke yang paling besar. Urutan tersebut menunjukkan kualitas bahan. Bahan akan di-press untuk diambil airnya. Tahapan selanjutnya adalah Quality Control, dilakukan dalam skala loboratorium.
Bahan baku non-simplisia merupakan bahan baku yang tidak perlu diolah terlebih dahulu. Bahan baku ini seperti susu, kopi, gula pasir, madu, dll. Namun, pengawasan tetap ketat, sampel harus diperiksa secara berkala. Kondisi lingkungan juga harus selalu diperhatikan, seperti suhu, pH, kelembaban diatur sedemikian hingga agar kondisinya tepat untuk bahan baku.
Bahan-bahan baku tersebut akan diolah sesuai dengan spesifikasi produk akhirnya. Setelah diolah, produk akan masuk kedalam ruang pengemasan. Pengemasan produk dibagi menjadi dua, yaitu pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Pada proses pengemasan primer, pertama kali, jamu dikemas dalam sachet. Menggunakan  mesin yang operasinya lambat. Yaitu dalam satu jam hanya ratusan sachet. Mesin tetap dipertahankan karena dinilai efisien. Untuk pengemasan sekunder, dilakukan secara manual, yaitu oleh sumber daya manusia. Sachet dimasukkan kedalam dus agar lebih higienis, aman, dan menarik. Pengemasan secara sekunder ini bergantung pada kuantitas permintaan pasar. Meskipun secara manual, namun tetap, selalu diperhatikan kualitasnya, jangan  sampai ada salah pengisian, jumlah produk yang harus ada dalam kemasan, dan sebagainya. selain itu, agar hasik kerja dari SDM tidak jauh dari hasil kerja mesin, maka karyawan diberikan targetan seberapa banyak harus menghasilkan produk dalam setiap harinya.
Produk minuman energi seperti kuku bima, kuku bima energi, kuku bima gingseng, kuku bima TL dan produk bukan jamu dikemas diruang pengemasan sekunder. Produk kopi, susu jahe, dan kopi tubruk jahe yang merupakan produk inovasi baru, dikemas dengan menggunakan mesin yang leih canggih. Hasilnya bisa puluhan ratusan kali dari pengemasan menggunakan tenaga sumber daya manusia. Karena merpakan produk terbaru, maka diberikan daya tarik konsumen seperti dengan memberikan hadiah gelas pada setiap kerdusnya.
Produk tolak angin yang sudah jauh lebih maju dari produk lainnya mendapat perlakuan khusus. Proses produksinya dilakukan dalam kondisi steril. Sebelum produk sampai diruang produk jadi, produk disimpan selama 24 jam dalam ruang antara. Disini, dilakukan pengecekan  kebocoran, tulisan miring, dan tes organoleptik oleh orang yang dipercaya.
Produk diiolah ditempat yang berbeda sesuai dengan jenisnya masing-masing. Produk serbuk seperti kuku  bia, kopi, alangSari, kopi, dsb. Diolah dalam satu tempat. Produl tablet berbeda sendiri, produk jenis permen ditempatkan tersendiri, begitu seterusnya.
Peran dari laboratorium dalam produksi bermacam-macam, pada intinya adalah penelitian dan pengembangan produk. Laboratorium formulasi berperan untuk membuat resep pada produk. Lab formula biasanya memberikan inovasi pada sediaan baru, dari bentuk serbuk, cair, tablet, dan permen. Sebelum sediaan baru diluncurkan, dilakukan riset dulu oleh bagian formulasi. Laboratorium produksi akan menguji coba produk yang akan dikeluarkan. Disini, dioperasikan mesin dalam ukuran kecil produk diuji, dan setelah produk berhasil, maka diproduksi menggunakan mesin yang lebih besar. Laboratorium uji stabilitas berperan dalam menentukan tanggal kadaluarsa produk. Disini dilakukan uji dipercepat, sehingga akan diketahui masa kadaluarsa dari satu produk. Laboratorium hewan akan menguji coba produk pada hewan percobaan. Hewan yang digunakan adalah mencit, karena mencit memiliki banyak kesamaan dengan manusia. Sehingga efek diketahui dan ditentukan apakan layak dikonsumsi oleh masyarakat luas atau tidak.

2.3. Pengolahan Limbah
Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Dari hasil penjualan pupuk organik ini, perusahaan medapat keuntungan yang lebih besar dari produk utamanya.



III.             PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penangan pasca panen simplisia dimulai dari quality control secara kualitatif, meyimpan bahan baku ditempat yang bersih, kondisi lingkungan yang tepat (suhu, temperatur, kelembaban), diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, kemudian dilakukan penyortiran, Quality control skala laborarotorium, pengolahan sesuai dengan bentuk produknya (serbuk, cair, permen, tabelet), setelah itu diakukan pengemasan (mesin atau manual), pengambilan sampel utnuk diuji coba dan disimpan untuk diteliti kembali saat ada kaluhan, kemuadian ada yang disimpan di ruang antara selama 24 jam, produk masuk ke ruang produk jadi, dan didistribusikan.
            Tanaman obat perlu dilestarikan untuk menjadi bahan baku obat herbal, karena saat ini obat herbal lebih bersahabat dengan masyarakat.
3.2.Saran
Melestarikan lebih baik daripada menyesali (setelah tidak ada lagi yang tersisa).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar