31
Jan. 16
Di
akhir tahun 2015 kemarin saya membuat targetan bahwa maksimal pada akhir bulan
januari 2016 sudah mendapatkan kepastian dimana saya bekerja. Tetapi memang
tidak semua harapan dapat terwujud meskipun dalihnya adalah hasil
tidak mengkhianati usaha.
Inilah
skenario-Nya yang sedang saya perankan. Sejauh apapaun kita berjalan, sekeras
apapun berusaha akan selalu bergantung pada kuasa-Nya. Seperti sebuah bangun
segitiga yang diarsir vertikal keatas, manusia hanya dapat berjalan pada alas
segitiga tersebut, dan akan selalu tertarik ke sudut teratas, takdir-Nya.
Sejak
saya putuskan untuk mencari pekerjaan, ternyata jalan tidak serta-merta melebar
ke arah yang pasti, lengkap dengan rambu-rambunya. Sejujurnya saya tidak dapat
melihat dengan nyata, diantara banyak jalan, manakah yang akan saya pilih
kemudian berpijak diatasnya.
Kira-kira demikian saya
mengilustrasikan bagaimana manusia memilih dari sekian banyak pilihan. Ketika kita
sudah memilih satu jalan, maka kita akan dihadapkan dengan pilihan lagi, hal
ini akan terus berlanjut sampai jatah hidup kita di dunia berakhir.
Seperti yang telah saya ceritakan
dalam postingan sebelumnya, saya bertekad untuk membantu orang tua
menyekolahkan tiga adik saya. Hal ini diperkuat dengan kondisi bapak yang sudah
enam bulan ini tidak dapat bekerja. Melihat bagaimana Ibu bekerja sangat bahkan
teramat keras untuk kami, membuat perasaan ini bagai disayat silet tajam
kemudian ditetesi cairan asam. Kami, saya dan Ibu sesekali saling mengungkapkan
betapa kondisi ini begitu berat. Tetapi wanita itu, Ibu selalu menutup obrolan
dengan keyakinan bahwa rencana Allah pastilah lebih indah. Itu.
Itulah,
mengapa sampai saat ini saya harus tetap berusaha, tetap tegar, tetap kuat
meskipun penolakan berpuluh kali saya terima. Kata penolakan mungkin terlalu
kasar untuk mewakili semua, pada intinya saya melamar, mengikuti prosesnya, dan
dari sekian proses yang telah dijalani, saya belum berkesempatan untuk diterima.
Sampai
cerita ini saya bagikan, tepat diakhir bulan Januari 2016, saya belum juga
bekerja. Semoga seperti apa yang Ibu katakan, rencana Allah jauh lebih indah. InsyaAllah.