Minggu, 31 Januari 2016

To Strive. To Seek. To Find. Not To Yield !

31 Jan. 16


Di akhir tahun 2015 kemarin saya membuat targetan bahwa maksimal pada akhir bulan januari 2016 sudah mendapatkan kepastian dimana saya bekerja. Tetapi memang tidak semua harapan dapat terwujud meskipun dalihnya adalah hasil tidak mengkhianati usaha.

Inilah skenario-Nya yang sedang saya perankan. Sejauh apapaun kita berjalan, sekeras apapun berusaha akan selalu bergantung pada kuasa-Nya. Seperti sebuah bangun segitiga yang diarsir vertikal keatas, manusia hanya dapat berjalan pada alas segitiga tersebut, dan akan selalu tertarik ke sudut teratas, takdir-Nya.


Sejak saya putuskan untuk mencari pekerjaan, ternyata jalan tidak serta-merta melebar ke arah yang pasti, lengkap dengan rambu-rambunya. Sejujurnya saya tidak dapat melihat dengan nyata, diantara banyak jalan, manakah yang akan saya pilih kemudian berpijak diatasnya.


Kira-kira demikian saya mengilustrasikan bagaimana manusia memilih dari sekian banyak pilihan. Ketika kita sudah memilih satu jalan, maka kita akan dihadapkan dengan pilihan lagi, hal ini akan terus berlanjut sampai jatah hidup kita di dunia berakhir.

Seperti yang telah saya ceritakan dalam postingan sebelumnya, saya bertekad untuk membantu orang tua menyekolahkan tiga adik saya. Hal ini diperkuat dengan kondisi bapak yang sudah enam bulan ini tidak dapat bekerja. Melihat bagaimana Ibu bekerja sangat bahkan teramat keras untuk kami, membuat perasaan ini bagai disayat silet tajam kemudian ditetesi cairan asam. Kami, saya dan Ibu sesekali saling mengungkapkan betapa kondisi ini begitu berat. Tetapi wanita itu, Ibu selalu menutup obrolan dengan keyakinan bahwa rencana Allah pastilah lebih indah. Itu.

Itulah, mengapa sampai saat ini saya harus tetap berusaha, tetap tegar, tetap kuat meskipun penolakan berpuluh kali saya terima. Kata penolakan mungkin terlalu kasar untuk mewakili semua, pada intinya saya melamar, mengikuti prosesnya, dan dari sekian proses yang telah dijalani, saya belum berkesempatan untuk diterima.

Sampai cerita ini saya bagikan, tepat diakhir bulan Januari 2016, saya belum juga bekerja. Semoga seperti apa yang Ibu katakan, rencana Allah jauh lebih indah. InsyaAllah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar