Sabtu, 14 Desember 2013

“Science and Being A True Scientist”


Kuliah Umum Bersama Prof. Choong-Min Ryu Ph.D
“Science and Being A True Scientist”

Tempat            : Aula Dekanat Lt. 3 FSM UNDIP
Waktu             : Rabu, 25 September 2013

Sebuah pertanyaan yang acapkali dilontarkan ketika beliau diwawancarai adalah apakah kamu mempunyai mimpi? (dan seberapa bersih dan kuat mimpi itu?), pernahkah anda menjadi gila karena sesuatu?”do you have a dream?" if u have a dream, keep it try!. Kemudian ketika beliau bertemu dengan Joe saat pertama kalinya, Joe menulis “saya harap anda masih berfikir tentang SCIENCE ketika saya membangunkan anda pada pukul 03.00 dini hari. beliau menegaskan betapa pentingnya menjadi seorang saintis sesungguhnya daripada saintis terbaik. Seperti kalimat yang ditulis oleh Joe “I’d like to become a TRUE SCIENTIST rather than a best scientist”. Contoh konkrit perbadan antara “True Scientist” dengan “Best scientist” adalah bahwa best scientist dapat dibuktikan dengan sebuah nobel, penghargaan, dan sebagainya, namun true scietist adalah mereka yang mencintai sains, ketika melihat suatu kejadian dengan spontan jiwa saintistnya muncul, dan tentunya selalu melakukan yang terbaik untuk kemajuan sains. Berbicara menganai Science , Prof. Choong-Min Ryu menyatakan bahwa tidak ada definisi untuk kata tersebut, science dideskripsikan sebagai suatu pertanyaan dan jawabannya.

Ilmu adalah gabungan dari pengetahuan dan terbukti secara ilmiah, sampai akhirnya menjadi sebuah teori, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diperoleh dari indra, ketika indra bekerja maka dihasilkanlah pengetahuan. Menurut Prof. Choong-Min Ryu, metode science terdiri dari hipotesis, bukti, percobaan, kesimpulan, dan generalisasi. Hipotesis menjadi sorotan penting, karena akar dari hipotesis adalah pengalaman, membaca, dan perasaan, hingga sampai pada intuisi. Butuh bekal pengalaman, membaca, dan perasaan yang dalam untuk sampai kepada intuisi.

Ketika pertanyaan “siapa saya?” muncul, maka jangan pernah meremehkan diri sendiri. Analoginya antara elang dan ayam, walaupun keduanya memiliki sayap, namun hanya elang yang mampu mengudara. Dengan keadaan yang “kurang” tadi, ayam tidak serta merta dikatakan kalah, jika ayam mampu menggunakan sayapnya untuk mengerami telur-telurnya hingga akhirnya telur tersebut dapat menetas dan tumbuh sempurna. Begitupun manusia, kita dilahirkan dalam kondisi yang berbeda, namun umunya dibekali dengan elemen tubuh yang sama, tinggal bagaimana kita mengasahnya dan memungsikan dengan sebaik mungkin. Teruslah mencoba, karena tidak ada yang tidak mungkin. Keyakinan adalah kepercayaan yang kuat. Tidak ada yang kebetulan atau begitu alami, segala sesuatunya ada untuk sebuah alasan. Seperti pernyataan pasti yang telah lama kita kenal ini “1+1=2, matahari terbit, bayi tumbuh, berbunga” pernahkan kita berfikir mengapa itu terjadi demikian? Prof. Choong berkata “Please have curiosity (Question) for everything!


#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #Science #true #scientist #Choong-Min #Ryu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar