Sabtu, 14 Desember 2013

Tiga Jam Bersama Orang yang Rambutnya Belum Dipotong


Sabtu Malam, sekitar 18.30 kami berangkat dari Tembalang menuju Simpanglima. Candaan ringan sepanjang perjalanan, melihat berbagai ekspresi manusia, banyak dari mereka yang tersenyum, tertawa, teriak (*yang trakhir ngawur). Satu potret menarik ketika melihat jalanan dua arah adalah pancaran lampu dari kendaraan, merah-putih (merah-kekuningan sebenarnya, biar dramatis aja).

Sesampainya di TKP, parkiran penuh, dan mengharuskan kami berkeliling mencari tempat. ibarat tak ada rotan akarpun jadi, halaman Mall Ciputra yang biasanya untuk pejalan kaki, tiba-tiba berubah manjadi parkiran. Sempet heran awalnya, mengapa sebegitu membludak orang disini. Dan jawaban kudapatkan ketika masuk lebih dalam, diskon super duper ternyata pemirsahh. #pantes..

Satu hal yang wajib dibawa pulang adalah sepasang sepatu. Rasanya waktu dua jam belum cukup untuk memilih, sepasang, ya meskipun sepasang saja. Dari mulai warna yang terlalu mentereng lah, modelnya gak sesuai, merknya kurang familiar, sampai harganya yang tak tau diri (*pertimbangan diurutkan dari yang terakhir.. Ha). Oke lanjut, jadi yang sebenernya beli sepatu itu seorang pria yang rambutnya belum dipotong hingga detik ini.

Sepatu dikantong, kami langsung cus pulang. Bukan gak mau berlama-lama sebenarnya, tapi ada masalah badan, satu pegel, dua kenyang, tiga kebelet, empat dll.




Begitu kami keluar parkiran, di alun-alun Simpanglima kami melithat ada razia pangamen, tidak jauh darisana, di pinggiran jalan kami melihat mahasiswa ngamen. Oke ini jadi the next topic ya guys. See you.

Oke, ini paragraf pengakuan dulu. Sebenernya itu judul gak nyambung sama isinya. Jadi mohon dimaklum kawan.


#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #cerita #tiga #jam #bersama #orang #yang #rambutnya #belum #dipotong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar