Sabtu Malam, sekitar 18.30 kami berangkat
dari Tembalang menuju Simpanglima. Candaan ringan sepanjang perjalanan, melihat
berbagai ekspresi manusia, banyak dari mereka yang tersenyum, tertawa, teriak
(*yang trakhir ngawur). Satu potret menarik ketika melihat jalanan dua arah
adalah pancaran lampu dari kendaraan, merah-putih (merah-kekuningan sebenarnya,
biar dramatis aja).
Sesampainya di TKP, parkiran penuh, dan
mengharuskan kami berkeliling mencari tempat. ibarat tak ada rotan akarpun jadi,
halaman Mall Ciputra yang biasanya untuk pejalan kaki, tiba-tiba berubah
manjadi parkiran. Sempet heran awalnya, mengapa sebegitu membludak orang
disini. Dan jawaban kudapatkan ketika masuk lebih dalam, diskon super duper
ternyata pemirsahh. #pantes..
Satu hal yang wajib dibawa pulang adalah
sepasang sepatu. Rasanya waktu dua jam belum cukup untuk memilih, sepasang, ya
meskipun sepasang saja. Dari mulai warna yang terlalu mentereng lah, modelnya
gak sesuai, merknya kurang familiar, sampai harganya yang tak tau diri
(*pertimbangan diurutkan dari yang terakhir.. Ha). Oke lanjut, jadi yang
sebenernya beli sepatu itu seorang pria yang rambutnya belum dipotong hingga
detik ini.
Sepatu dikantong, kami langsung cus pulang. Bukan
gak mau berlama-lama sebenarnya, tapi ada masalah badan, satu pegel, dua
kenyang, tiga kebelet, empat dll.
Begitu kami keluar parkiran, di alun-alun
Simpanglima kami melithat ada razia pangamen, tidak jauh darisana, di pinggiran
jalan kami melihat mahasiswa ngamen. Oke ini jadi the next topic ya guys. See you.
Oke, ini paragraf pengakuan dulu. Sebenernya itu
judul gak nyambung sama isinya. Jadi mohon dimaklum kawan.
#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #cerita #tiga #jam #bersama #orang #yang #rambutnya #belum #dipotong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar