Ya, inilah titik jenuh berognanisasi. Duduk disebuah
badan eksekutif kampus seperti mewujudkan mimpi bagiku. Jujur, di diary
mimpiku, secara tak sadar kubaca kembali, disana tertulis “menjadi pengurus XXX
XX”, aku bahagia ketika menteriku menelpon untuk memberitahukan bahwa aku
diterima, aku senang ketika bertemu dengan teman kos lamaku, dan dia berkata “oh
kamu sekarang XXX XX toh, selamat ya, dulu kan kamu ngebet banget”.
Sungguh, aku sangat teramat semangat kala
itu, aku berusaha untuk selalu hadir disetiap rapat, meskipun belum bisa
kuutarakan ideku. Aku bersemangat mempelajari SOP kesekretariatan karena
kebetulan aku menjadi sekretaris kementerian. Aku mencoba mengerti dari apa
yang rekanku sampaikan. Aku memprioritaskan organisasi ini lebih dari
organisasi manapun yang aku ikuti. Dulu.
Lama kelamaan, aku semakin merasa aneh
disini. Ada rekanku yang dari awal menghilang, dipertengahan menghilang, atau
yang baru muncul diakhir kepengurusan. Bisa jadi karena kesibukan kami berbeda.
Karena kami berasal dari fakultas dengan segala perbedaan sistemnya.
Sampai akhirnya aku berasumsi jika
kecintaanku terhadap organisasi ini adalah sia-sia. Namun tidak serta merta aku
menyamaratakan semua orang yang ada disana. masih ada beliau yang selalu
berusaha untuk adil kepada bawahannya. Ada juga yang selalu memberikan solusi
atas permasalahan kami, meskipun dia membawahi dua kementerian. Yang lainnya,
semacam penari latar. Ada yang senangnya berbicara dengan wajah meyakinkannya,
namun berhenti di gema suaranya. Ada mereka yang hanya mau berurusan dengan
agenda yang menjadi tanggungjawabnya. Ada yang senang membanggakan dirinya
karena kerjanya paling WAH. Ada yang tidak mau tersaingi dengan yang lain. Ada mereka
yang sibuk dengan bisnisnya, dengan akademiknya, dengan urusan lainnya. Ketika saatnya
foto bareng, tiba-tiba semuanya datang. Itu aneh menurutku.
Sebenarnya apa yang kucari di organisasi ini
bukanlah sekedar pengalaman, aku ingin menjadi bagian dari segelintir orang
yang berkontribusi mewujudkan visi kampusnya, dan kementerian inilah yang
paling dekat, opini. namun jika kuantitas itu meningkat saat traktiran atau
foto saja, apa bisa?
Kekesalanpun semakin menjadi, ketika agenda
yang dilimpahkan kepada mereka selesai, kemudian seolah-olah tugas mereka
selesai. Apa mungkin semuanya tiba-tiba amnesia? EGOIS!
*urus yang mau diurus, kataya.
#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #cerita #mereka #sama #saja
hoho, inggriiit
BalasHapuscoba kamu balikkan sudut pandang kamu, cari angle yang paling enak dan paling nyaman yang kamu bisa jangkau deh..
coba kembalikan pada tujuan awal kamu, kamu disitu untuk mereka apa untuk organisasi kamu?
dan pikirkan kembali, ambisi memang biasanya memberikan kekuatan untuk kita bisa menjangkaunya, tapi inget lagi bahwa sebenarnya niat dan tujuan kita yang sebenarnya itu yang biasanya punya peran besar untuk membuat kita dapat tetap bertahan dengan keadaan yang semiris dan seberat apapun,
bukan bermaksud memberikan saran yg nonsense, ini yg biasanya aku coba saat aku mulai jenuh..semoga bermanfaat :)