11.05, lima
menit sebelum perkuliahan mikrobiologi industri dimulai. Mahasiswa masih bercengkrama
satu sama lain. Tiba-tiba dosen pengampu lewat, dan meminta mahasiswa untuk
meminjam LCD ke birokrasi.
Maklum, kondisi kampus yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Banyak LCD rusak yang masih terpasang di langit-langit kelas. Untuk peminjaman
pun terbilang sulit. Pernah suatu ketika dosen kami tak jadi mengajar karena
terlalu kesal keluhannya setelah sekian lama tak didengar, tak ada LCD. Kadang
juga mahasiswa dibuat berkeringat terlebih dahulu karena harus turun naik
lantai tiga tanpa lift ataupun eskalator untuk meminjam LCD kesana-kemari.
Jawaban sang pemegang kuasa hanya satu “sedang
diusahakan, untuk LCD sedang dicoba lelang”. Padahal problema LCD ini sudah
dirasakan sejak setahun yang lalu. Mungkin jika prosedurnya mudah dan
dipastikan ada mahasiswa takkan semalas itu untuk sekedar meminjam LCD demi
perkuliahan.
Tidak ada
satupun mahasiswa yang berinisiatif untuk bergerak meminjam LCD tadi. Biasanya
yang menjadi tumbal adalah mahasiswa (red : pria). Ketika itu hanya ada seorang
mahasiswa (pria) yang ada ditempat. Salah seorang meminta si mahasiswa tadi, agaknya kali ini
berbeda, si mahasiswa tampak sedang dalam kondisi badan yang kurang baik, dan
sontak si mahasiswa menolak. Mereka kembali kepada aktivitas masing-masing,
tentang LCD tadi sepertinya terlupakan. 2 menit, 4 menit,6 menit, 8 menit,
sampai 10 menit kemudian suasana menjadi tegang kembali. Seakan ada alarm
mengingatkan kepada si LCD. Sepuluh menit berlalu,mahasiswa (pria) yang datang
sudah lumayan banyak. Dan sama saja, tidak ada satupun diantaranya yang
“bergerak”, sampai terdengar ocehan dari mulut seorang wanita berkata “emang
ya 2011 gak ada cowoknya !!!” wanita
tadi berlaga bak artis yang antagonis. Dia berseru kepada teman-temannya. Oke,
itu ekstrim !
Disisi
lainnya, seorang mahasiswa yang bertindak sebagai “kepala” dari
mahasiswa-mahasiswa tadi nampak kesal. Mungkin dalam hatinya bertanya “mengapa
harus saya?” Setiap ada kebutuhan mengenai perkuliahan ataupun kegiatan, dialah
orang pertama yang akan ditanyai, dialah orang pertama yang akan disalahkan
ketika terjadi kecacatan, dialah orang yang wajib datang paling awal, dan
teruslah tuntutan itu dilimpahkan padanya. Sederhana sebenarnya, dia hanya
butuh kontribusi.
Baiklah, itu
tadi gambaran keluarga kami, angkatan 2011. Rasanya, ingin membenarkan
perkataan seseorang ketika kami maba dulu,
“ini (PMB) adalah momen dimana kalian bisa berkumpul dengan
angkatan kalian, saling membantu, bekerjasama, membangun kasih sayang. Setelah
PMB selesai, akan sulit menemukan momen ini kembali, inilah kuantitas terbanyak
kalian saling berinteraksi”
Benar saja. Saat ini untuk kumpul bersama, full team, ternyata tidak bisa. Mungkin ketika KKL kemarin atau
saat praktikum lapangan dulu. Iya, itu saja. Selebihnya, terkotak-kotak.
Dimataku, komting kami sudah berusaha banyak, dia benar-benar meluangkan
waktunya untuk mengurusi angkatan. Dia sempatkan diri untuk hadir disetiap
kegiatan, dialah orang yang berkeringat sebelum
kuliah dimulai, dialah orang yang paling banyak disalahkan. Aku mengerti segala
keluhnya yang tak sempat dia katakan, aku melihat kekesalan dimatanya saat
hanya segelintir orang yang meluangkan waktu untuk rapat angkatan, untuk
mendukung angkatan dalam event tertentu, bahkan pernah suatu ketika dia rela ikut
main kelapangan disaat kakinya bengkak membiru.
Seperti seorang Ayah dengan anaknya. Komting berperan sebagai
ayah, dan yang lain sebagai anaknya. Begitu banyak tuntutan dari si anak, ini
itu semuanya harus dituruti. Si anak akan marah ketika pintanya tak dipenuhi.
Bahkan sampai tak dianggap ayah, seperti contoh seorang wanita tadi yang
mengatakan “emang ya 2011 gak ada cowoknya !!!” padahal hanya pada saat itulah ayah tidak
memenuhi mau si anak. Sebaliknya, si ayah hanya meminta anaknya untuk berkumpul
mendukung satu sama lain, anak-anak sudah sibuk dengan urusan mereka
masing-masing. Maka tidaklah salah jika sewaktu-waktu kekesalan itu terjadi. Mereka,
otret ayah dan anak bagiku.
#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #cerita #seorang #ayah #anaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar