Seperti
kemarin sempet aku bilang, kali ini akan coba dibahas tentang maraknya
mahasiswa yang mencari sumber dana untuk kegiatannya dengan cara mengamen. Dari
mulai mahasiswa baru (maba) sampai yang mau KKN.
Seakan-akan mengamen adalah solusi dari permasalahan dana mereka.
Memang, mencari dana untuk sebuah kegiatan atau program lainnya tidak bisa
disepelekan. Namun ada orang yang sempat menyampaikan bahwa dana bukanlah
segala-galanya. Mahasiswa dikenal sebagai manusia cerdas, bahkan dengan
pemikirannya mereka mampu membuat perubahan. Namun kemudian, bagaimana bisa hal
tersebut bertolak belakang dengan sebagian mahasiswa yang lainnya. Ya,
mahasiswa ngamen. Sementara kita tau, ketika sedang beistirahat dengan santainya, menikmati makan siang, makan malam, mengobrol, tiba-tiba terdengar
suara pengamen dengan macam perkusi andalannya, sangat mengganggu bukan, apalagi
ditambah dengan hal berikut :
1. di tempat itu sangat ramai, ada musik yang sengaja diputar untuk konsumen
2. pengamen bergantian dalam jangka
waktu yang dekat
3. Pengamen tiba tiba menggunjrengkan
perkusinya, wajah lusuhnya setengah mabuk, suara parau, serta bau alkohol
4. Pengamen
belum berhenti bernyanyi sebelum diberi uang
5. Banyak
dari mereka yang memaksa
6. Datang tak
diundang, pulang begitu aja
Oke,
itu terkesan memojokkan mereka. Hal-hal tersebut
didapatkan bukan hasil dari rabaan semata, tapi berdasarkan pengalaman dan
pengamatan di lapangan. #asik. kemudian jika ditinjau kembali, mereka yang
menjadi pengamen adalah mereka yang masih termasuk usia produktif alias bukan lansia. Berarti sebenarnya masih
banyak pilihan lain, jika mereka berusaha. Yang menjadi pertanyaan adalah “apakah
saking minimnya lapangan pekerjaan di tanah subur ini?”
Sekarang yang menarik adalah berbondongnya para mahasiswa untuk menjadi
bagian dari pengamen. Oke, itu terlalu ekstrim. Katakanlah mahasiswa itu meniru
cara pengamen untuk mendapatkan materi. Mungkin beberapa dari kalian pernah
melihat atau justru menjadi salah satu dari mereka. Dilihat dari mata saya yang
belum berkacamata, itu hal yang menggambarkan gak mahasiswa banget. Secara,
mahasiswa ditempatkan sebagai manusia paling intelek ditataran masyarakat. Mahasiswa
yang katanya iron stock, agen of change, social control apalah itu, tiba-tiba
mengatasi permasalahan materi dengan cara yang amat sangat sangat sangat
instan. Tidak bisa disalahkan jika itu menjadi salah satu solusi, namun
menurutku, jadikan itu sebagai pilihan terakhir dari 100 ide yang kalian punya.
Lanjut lagi,
Kita coba analisis pandangan positif dan negatif dari mahasiswa ngamen tadi
:
Pandangan positif :
1.
Melatih mental
2.
Sarana mengasah bakat bernyanyi
3.
Bersenang-senang, kekompakan, melepas penat
4.
Sehat-----jalan kaki
5.
Cara instan mendapat uang
Pandangan negatif
1.
Merusak paradigma masyarakat menganai
kedudukan mahasiswa (misalnya ketika pengamen mahasiswa terkena razia oleh
polisi)
2.
Memanjakan mahasiswa dengan pemikiran instan
3.
Gak mendatangkan manfaat untuk khalayak
4.
Gak preneur banget
5.
Semakin melestarikan “komunitas tangan
dibawah”
6.
Mengganggu privasi orang, ketenangan,
7.
Semakin menyurutkan fungsi mahasiswa untuk masyarakat
Dengan melihat
pandangan-pandangan diatas, semoga membuka mata, hati, pikiran kita sebagai
mahasiswa untuk bisa seimbang antara pemenuhan kebutuhan dan pemenuhan
kewajiban.
#InggritAmedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar