URGENSI
AIR SUSU IBU (ASI)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan
Ahmad, M. A.
oleh:
Nama : Inggrit Amedia
JURUSAN
BIOLOGI KELAS A
FAKULTAS
SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Urgensi Air Susu Ibu
(ASI)”.
Penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari peran
berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad,
M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia, atas
bimbingan, pengarahan, saran, serta dukungan yang berarti kepada penulis.
- Sumber
referensi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas jasanya terhadap
ilmu pengetahuan, sehingga mereka mempublikasikan hasil karyanya.
- Pihak
lain yang turut membantu.
Penulis
berharap, makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas,
baik mereka yang secara langsung membaca, maupun yang secara tidak langsung
mendapatkan ilmu dari makalah ini.
Sadar
akan kekurangan yang masih terdapat pada makalah ini, penulis berharap adanya
kritik dan saran yang membangun, atas dasar berkembangnya ilmu pengetahuan demi
terciptanya tujuan Nasional Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semarang,
14 Januari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................ i
KATA PENGANTAR
.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI
......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
......................................................................................... 1
- Rumusan
Masalah
.................................................................................... 2
- Tujuan
....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian
Air Susu Ibu (ASI)
.................................................................. 3
- Nilai
Nutrisi Air Susu Ibu (ASI) ................................................................ 3
- Fakta
Ilmiah Air Susu Ibu (ASI)
................................................................ 7
- Asi
Eksklusif Enam Bulan
......................................................................... 9
- Perbedaan
ASI dengan Susu Formula
........................................................ 10
- Manfaat
Air Susu Ibu untuk Bayi
.............................................................. 11
- Manfaat
Air Susu Ibu untuk Ibu Menyusui ................................................ 15
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
.................................................................................................
18
- Saran
...........................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................ 20
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi,
karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun
kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan.
ASI eksklusif sangat penting untuk
peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi
sejak dini. ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama.
Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin
tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan
dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase
bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini
disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan karotenoid dan selenium,
sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah
berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk
pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan
kandungan yang terdapat dalam susu formula.
Menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama
masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya,
kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI,
serta jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan pemberian
ASI (PP-ASI). Masalah ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan
kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang memperkerjakan
perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di
tempat kerja (seperti ruang ASI). Oleh karena pentingnya pemberian ASI
tersebut, maka penulis betujuan untuk menjelaskan dan mempublikasikan esensi
pemberian ASI kepada masyarakat luas, tidak terbatas pada siapapaun itu,
makalah ini kemudian penulis beri judul “Urgensi Air Susu Ibu (ASI) bagi Bayi”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian air susu ibu (ASI)?
2.
Bagaimana
nilai nutrisi air susu ibu?
3.
Apa
fakta ilmiah air susu ibu?
4.
Apakah
pengertian ASI eksklusif enam bulan?
5.
Apa
perbedaan ASI dengan susu formula?
6.
Apa manfaat
ASI untuk bayi?
7.
Apa manfaat
ASI untuk ibu?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian air susu ibu (ASI).
2.
Menjelaskan
nilai nutrisi air susu ibu.
3.
Menjelaskan
fakta ilmiah air susu ibu.
4.
Menjelaskan
pengertian ASI eksklusif enam bulan.
5.
Menjelaskan
perbedaan ASI dengan susu formula.
6.
Menjelaskan
manfaat ASI untuk bayi.
7.
Menjelaskan
manfaat ASI untuk ibu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang
paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia
4-6 bulan. ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolactin dan oxytocin setelah
kelahiran bayi. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan
mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi
melawan penyakit.
B. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu (ASI)
Keunggulan
dan keistimewaan air susu ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak
diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu telah paham benar kegunaan
dan manfaat ASI. ASI mengandung komponen makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien
diantaranya adalah karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan mikronutrien
adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%-nya terdiri dari air.
Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari
kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa
menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan).
Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga
berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi
terutama protein.
ASI
transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari
ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan
protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. Walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang
larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak
meningkat.
Jumlah
total produksi ASI dan asupan kepada bayi bervariasi untuk setiap waktu
menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara
750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status
gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari. Komposisi ASI
mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI
tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai
suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi.
Adapun
nutrisi penting yang terkandung dalam ASI antara lain :
1.
Karbohidrat
Laktosa adalah
karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi
untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding
laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi
laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan
karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu
formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah
melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif
stabil.
2.
Protein
Kandungan protein
ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam
susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus
bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30%
dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%) (Dwi,
2000). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein
susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis
protein yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein
ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino
(unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih
lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin;
asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin
diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini
ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur
untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan
nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis
yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang
mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida
ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam
meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri
baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh
(Suhardjo, 1992).
3.
Lemak
Kadar lemak dalam
ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang
tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa
bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan
susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Selain itu ASI juga
mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik
(DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan
saraf dan retina mata (Behrman, 2000).
Susu sapi tidak
mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu
formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA
& ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang
terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit
dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang
yang tinggi.
ASI mengandung asam
lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak
mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh
dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh
darah.
4.
Karnitin
Karnitin mempunyai
peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3
minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih
tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
5.
Vitamin
a.
Vitamin
K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat
gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya
seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko
untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh
karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam
bentuk suntikan.
b.
Vitamin
D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya
mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan
menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang
berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan
membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c.
Vitamin
E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah
untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d.
Vitamin
A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata,
vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi
juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan
mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh
yang baik
6.
Mineral
Berbeda dengan
vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di
dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap
dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI
adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium
ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar.
Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot
lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi
yang mendapat ASI.
Mineral
zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan
oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis
enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan
gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun
cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zinc ASI juga lebih rendah dari susu
formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di
dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%.
Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah
selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
C.
Fakta
Ilmiah Air Susu Ibu (ASI)
ASI
merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat
gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena
itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia
dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan
dan perkembahan organ. Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung
lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih
baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan
kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga
mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.
Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat
dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak
omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina
manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3
secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal
usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para
ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan
sempurna dari omega-3.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para
ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka
panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat
bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut
menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan
zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal
kedokteran Circulation, bayi yang
diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap
bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah
pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan
sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak
mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara
manfaat ASI bagi jantung.
Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin
Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika
Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai
adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponektin yang tinggi di dalam darah
berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponektin yang
rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar
terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko
terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan
adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain
yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme
lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa
terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon
yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit
seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin,
dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung.
Fakta
tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang
dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan
yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan
tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini.
ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling
sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak
yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya
berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi. Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta
bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun
D.
Asi Eksklusif Enam Bulan
ASI eksklusif
sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutarna dari
segi kecukupan gizi sejak dini. ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama enam
bulan pertama. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan
menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal
ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang
diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal.
WHO, UNICEF dan
Departmen Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun 2004, telah menetapkan
rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Karena begitu besar manfaat
dari ASI maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI
EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi
berusia 6 bulan.
E.
Perbedaan
ASI dengan Susu Formula
Bayi yang diberi
susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang
mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Kita tahu
bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
manusia.Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI
tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan
jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu
sapi (laktosa) pada beberapa bayi. Susu formula di pasaran kini banyak
mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya
dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna
semua zat gizi tersebut.
Produksi enzim pada bayi belum sempurna untuk
dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang
membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau
susu hewan. Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal oleh tubuh bayi dari
pada lemak yang ada pada susu formula, sehingga tinja bayi susu formula lebih
banyak mengandung makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuhnya.
Selain itu, di
dalam ASI terkandung asam lemak esensial yang tidak didapat di dalam susu sapi
atau susu formula. Asam lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak
dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. ASI juga mengandung Vitamin C,
sehingga bayi ASI tidak perlu mendapat suplemen vitamin C, vitamin C biasanya
diberikan untuk bayi-bayi yang diberi susu formula. Zat Besi sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia sehingga tidak terserang anemia (kekurangan darh akibat
defisinesi zat besi).
Saat dilahirkan bayi mempunyai persediaan
cukup zat besi, tetapi itu kembali kepada ibunya, apakah saat hamil dia
mempunyai persediaan zat besi yang cukup. Semua jenis susu mengandung sedikit
zat besi sekitar 100ml, atau 0.5-0.7mg/i, namun perbedaannya zat besi yang ada pada
ASI dapat dicerna maksimal sampai 50% oleh bayi, berbeda dengan zat besi yang
ada pada susu hewan yang hanya 10% saja.
Tahun pertama kehidupan bayi, bayi sangat
rentan terhadap penyakit, sehingga memerlukan perlindungan ekstra dari ibunya.
ASI mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang
membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap
berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya.
F.
Manfaat
ASI untuk Bayi
1.
Memperbaiki
Saluran Cerna
Penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat
ASI sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam ususnya yang berarti membantu
penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. yang akan melindungi bayi dari
infeksi dan penyakit. Menurut peneliti dari Duke University Medical Center,
manfaat tersebut tidak bisa didapatkan dari susu formula. Mereka melakukan
penelitian dengan menumbuhkan dua strain bakteri E.coli dalam contoh ASI, susu formula bayi (baik susu kedelai atau
sapi), serta susu sapi. Bakteri tersebut kemudian mulai berbiak dan berlipat
ganda, tetapi ada perbedaan pada cara mereka bertumbuh. Pada contoh ASI,
bakteri itu saling menempel dalam bentuk lapisan biofilm, yakni menjadi lapisan
tipis yang berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme berbahaya dan
infeksi. Bakteri dalam susu formula dan susu sapi tumbuh sebagai organisme
individual yang tidak membentuk lapisan biofilm.
2. Mencegah Depresi Saat Dewasa
Penelitian
terbaru tentang manfaat air susu ibu (ASI) dari ilmuwan Jerman menyatakan, anak
yang diberi ASI berisiko rendah mengalami depresi saat dewasa. Peneliti
mempelajari 52 orang, rata-rata berusia 44 tahun, yang menjalani pengobatan
depresi di rumah perawatan, dibandingkan dengan 106 orang sehat. Menurut
peneliti, menyusui mengindikasikan kualitas hubungan ibu-bayi dan aspek lain
yang dapat melindungi anak dari depresi. Bisa juga ada komponen pada ASI yang
mencegah depresi. Penelitian sebelumnya mengaitkan menyusui dengan rendahnya
risiko darah tinggi dan kegemukan pada masa dewasa.
3. Mencegah Gangguan Mental dan Perilaku
Anak-anak
yang mendapat ASI cenderung tidak menderita masalah kesehatan perilaku atau
mental daripada mereka yang tidak disusui, menurut penelitian baru.
Penelitian, yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan 136th American Public Health Association &
Pameran di San Diego, melihat apakah menyusui dikaitkan dengan masalah perilaku
menurun dan penyakit jiwa selama masa kanak-kanak. Menggunakan 2.003 Survei
Nasional Data Kesehatan Anak dari 102.353 wawancara orang tua dan wali terhadap
kesehatan anak-anak mereka, para peneliti menemukan bahwa orang tua dari
anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kepedulian terhadap
perilaku anak, dan anak yang disusui kurang mungkin telah didiagnosis oleh
profesional kesehatan dengan masalah perilaku atau perilaku dan kurang mungkin
telah menerima perawatan kesehatan mental. Selain itu, orang tua dari anak-anak
yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kekhawatiran tentang kemampuan
anak untuk belajar.
4. Mencegah Kecemasan dan Gelisah
Bayi
yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan
orangtuanya, mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” kata Dr Scott
Montgomery, ahli epidemiologi di Karolinska Institute Swedia, seperti
dikutip reuters. ASI mengandung banyak nutrisi, hormon, enzim, untuk
pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang diturunkan ibunya ke bayi.
Penelitian tersebut juga menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi,
penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga
bisa terhindar dari pendarahan setelah melahirkan. Montgomery dan timnya
meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi
susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orangtuanya.
Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka dimonitor
sejak lahir sampai masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai
tentang tingkat kegelisahan anak-anak tersebut dalam skala 0-50. Ternyata
anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih
baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti belum
mengetahui kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan
sementara, anak-anak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui
mereka merasa mendapat kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu
saat menyusui juga menenangkan bayi. Selain itu menyusui juga berpengaruh
terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres.
5.
Pencegahan Terhadap HIV-AIDS
Riset terbaru
mengungkapkan, para peneliti telah mengisolasi antibodi dalam ASI yang dapat
melindungi bayi dari ancaman virus HIV. Peneliti mengatakan, hanya satu
dari sepuluh orang wanita yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus
tersebut kepada bayi yang dikandungnya. Beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan,
pemberian ASI secara eksklusif oleh perempuan yang terinfeksi HIV tidak akan
mengurangi perkembangan AIDS atau jenis penyakit lainnya pada bayi. Meski CDC
tidak merekomendasikan pemberian ASI, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tetap mendorong para ibu yang terinfeksi virus HIV untuk menyusui bayi mereka
sambil tetap menggunakan obat antiretroviral untuk mencegah penularan virus HIV
ke bayi. Pasalnya, tanpa nutrisi dan faktor imun yang terdapat pada ASI, akan
banyak bayi yang meninggal akibat diare berat, gangguan pernapasan serta
penyakit lainnya.
6.
Bayi
cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik
Delapan puluh persen perkembangan otak anak
dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode
emas, oleh karena itu diperlukan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan
dapat diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan ASI
mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam
jumlah yang seimbang.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa
perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi
lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang
diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari
Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5
angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa
ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak
yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ.
Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI
semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir
kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima
dan bebas bakteri, serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai macam zat
antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber
penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang
minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun
kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah
komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi.
ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi
kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung komposisi
gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah
membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia
Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi
dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun
orang lain.
7.
ASI
Kaya Akan Zat Penting
ASI memiliki semua
kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6,
laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi,
laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk
bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun. ASI
disebut memiliki efek prebiotik karena pemberian ASI dapat membuat bakteri baik
di dalam usus bayi berkembang optimal dan memberi perlindungan terhadap tubuh
bayi yang baru lahir.
Penelitian
membuktikan bahwa ASI adalah sumber prebiotik pertama terbaik yang dapat
diperoleh oleh bayi pada awal kehidupannya. ASI membuat bakteri baik di dalam
usus bayi sehingga mendominasi sistem pencernaan. Meningkatnya jumlah bakteri
baik di dalam usus besar bayi memberikan perlindungan terhadap tubuh bayi.
8.
Meminimalkan
Resiko Kanker
Berdasarkan
hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas
dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal
ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya
dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah
ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para
peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina
Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin
kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang
berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan
perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.
Awalnya,
para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil
dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang
disebabkan oleh bakteri Pneumococcus
dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI.
Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan
pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula,
dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca
serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan
melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang
teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti
anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama
berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian
tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian
membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang
terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel
kanker dan membunuhnya. Alpha-lac
dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam
susu.
G.
Manfaat
Memberikan ASI Bagi Ibu Menyusui
1.
Menurunkan
Berat Badan Ibu
Menyusui membakar ekstra kalori sebanyak
200-250 per hari. Jumlah kalori yang sama jika anda berenang selama beberapa
jam atau naik sepeda selama satu jam.
2.
Hemat Biaya
Tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli
susu formula. Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol,
susu, air panas, dan segala macamnya. Bayi yang sehat karena diberi ASI dapat
menghemat biaya kesehatan dan mengurangi kekhawatiran keluarga. Biaya untuk
susu formula selama seminggu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Biaya selama
setahun untuk susu formula mencapai lebih dari jutaan rupiah.
3.
ASI Selalu
Siap Sedia
Tidak perlu mencampur susu formula atau menunggu
menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan. Tidak perlu
khawatir kehabisan ketika tengah malam atau tidak cukup membawa susu formula
tersebut ketika sedang berpergian.
4.
Alat
Kontrasepsi
ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami.
5.
Baik
untuk Kesehatan
Menyusui membantu uterus kembali ke ukuran
normal lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang menyusui memiliki insiden
lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa tipe kanker termasuk kanker
payudara dan kanker ovarium.
6.
Mencegah
Perdarahan
Menyusui bayi segera setelah lahir dapat
mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan.
Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.
7.
Ibu Sehat,
Cantik, dan Ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga
dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan
perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu
yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke
berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah,
menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah
menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan
diluar rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan
kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos
tulang) setelah masa menopause. Menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena
kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang
menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika
pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu,
bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Air
susu ibu (ASI) merupakan bahan penting bagi bayi dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya, khusunya di enam bulan pertama kelahirannya.
2.
Air
susu ibu (ASI) mengandung berbagai komponen nutrisi penting, diantaranya adalah
karbohidrat protein lemak, karnitin, vitamin, dan mineral. Seluruh komponen
tersebut berperan penting khususnya untuk daya tahan tubuh bayi.
3.
Penelitian-penelitian
ilmiah menunjukkan bahwa air susu ibu selain bermanfaat untuk bayi, juga
bermanfaat untuk ibu yang menyusuinya.
4.
Air
susu ibu (ASI) eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi selama enam bulan
pertama kelahiran bayi. Dalam jangka waktu enam bulan tersebut bayi tidak
diberu asupan makanan padat lainnya hanya air susu ibu.
5.
Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi
yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Susu
formula di pasaran kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak
seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak
memiliki kemampuan untuk mencerna semua zat gizi tersebut. ASI sudah disiapkan
enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada
susu formula atau susu hewan. Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal
oleh tubuh bayi dari pada lemak yang ada pada susu formula.
6.
Air
susu ibu (ASI) bagi bayi bermanfaat untuk memperbaiki saluran cerna, mencegah
depresi saat dewasa, mencegah gangguan mental dan perilaku, mencegah kecemasan
dan gelisah, mencegah terhadap HIV-AIDS, membantu kecerdasan bayi dan EQ yzng
bzik, dan meminimalkan resiko kanker.
7.
Air
susu ibu (ASI) bagi ibu menyusui bermanfaat untuk menurunkan berat badan ibu,
hemat biaya, ASI selalu siap sedia, sebagai alat kontrasepsi, baik untuk
kesehatan, mencegah perdarahan, dan baik untuk kesehatan, kecantikan dan
keceriaan ibu.
B.
Saran
Berikan
air susu ibu pada bayi yang baru saja lahir intensif selama enam bulan pertama
kelahirannya tanpa diberi asupan makanan tambahan (ASI eksklusif). Hal tersebut
dapat memberi manfaat-manfaat yang luar biasa dibandingkan dengan pemberian
susu formula.
DAFTAR
PUSTAKA
Andini. 2001. Empat Belas
Keajaiban Kolostrum. Jakarta : Erlangga.
Barness,
L. A.,
Curran J.S. 2000.
Nutrisi. Jakarta
: EGC.
Budiarto, Eko. 2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Behrman, Richard E, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta :
EGC.
Cahyaning, R. 2000. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pertama Kali di
Puwarkarta. Jawa Barat. Skripsi FKM-UI. Tidak dipublikasikan.
Dwi Hapsari. 2000. Breastfeeding
Colostrum. Surabaya :
Pusat Pengembangan Kesehatan. NHRD.
Kari IK. 1998.
Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi.
Jakarta: EGC.
Munasir,
Z, Nia K. 2009. Air Susu Ibu dan
Kekebalan Tubuh. Jakarta:
IDAI.
Nyoman P, Jeanne P. 2009. Kendala
Pemberian ASI eksklusif . Jakarta: IDAI.
Rini. 2006. Menyelamatkan Bayi Lewat ASI.
Jakarta: Rineka Cipta
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif.
Jakarta.
Pustaka Bunda.
Pustaka Bunda.
Rosita, Syarifah. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana.
Santoso,
H. 1997. Faktor-Faktor Kekebalan dalam
Air Susu Ibu. Jakarta : EGC.
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta :
Kanisius.
Suraatmaja,
S. 1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta :
EGC.
Walker,
W.A., Watkins J.B., Duggan C. 2003. Nutrition
in pediatrics. London
: Hamilton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar