Sabtu, 23 Februari 2013

URGENSI AIR SUSU IBU (ASI)


URGENSI AIR SUSU IBU (ASI)








Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

 oleh:
Nama   : Inggrit Amedia




JURUSAN BIOLOGI  KELAS A
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Urgensi Air Susu Ibu (ASI)”.
Penyusunan makalah  ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia, atas bimbingan, pengarahan, saran, serta dukungan yang berarti kepada penulis.
  2. Sumber referensi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas jasanya terhadap ilmu pengetahuan, sehingga mereka mempublikasikan hasil karyanya.
  3. Pihak lain yang turut membantu.

Penulis berharap, makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, baik mereka yang secara langsung membaca, maupun yang secara tidak langsung mendapatkan ilmu dari makalah  ini.
Sadar akan kekurangan yang masih terdapat pada makalah ini, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun, atas dasar berkembangnya ilmu pengetahuan demi terciptanya tujuan Nasional Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semarang, 14 Januari 2013

   Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................    i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................    ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang .........................................................................................      1
  2. Rumusan Masalah ....................................................................................      2
  3. Tujuan .......................................................................................................     2
BAB II PEMBAHASAN
  1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) ..................................................................    3
  2. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu (ASI) ................................................................    3
  3. Fakta Ilmiah Air Susu Ibu (ASI) ................................................................   7
  4. Asi Eksklusif Enam Bulan .........................................................................    9
  5. Perbedaan ASI dengan Susu Formula ........................................................   10
  6. Manfaat Air Susu Ibu untuk Bayi ..............................................................   11
  7. Manfaat Air Susu Ibu untuk Ibu Menyusui ................................................   15
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan ................................................................................................. 18
  2. Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................  20


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan.
ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi sejak dini. ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan karotenoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula.
Menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan pemberian ASI (PP-ASI). Masalah ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang memperkerjakan perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat kerja (seperti ruang ASI). Oleh karena pentingnya pemberian ASI tersebut, maka penulis betujuan untuk menjelaskan dan mempublikasikan esensi pemberian ASI kepada masyarakat luas, tidak terbatas pada siapapaun itu, makalah ini kemudian penulis beri judul “Urgensi Air Susu Ibu (ASI) bagi Bayi”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian air susu ibu (ASI)?
2.      Bagaimana nilai nutrisi air susu ibu?
3.      Apa fakta ilmiah air susu ibu?
4.      Apakah pengertian ASI eksklusif enam bulan?
5.      Apa perbedaan ASI dengan susu formula?
6.      Apa manfaat ASI untuk bayi?
7.      Apa manfaat ASI untuk ibu?
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian air susu ibu (ASI).
2.      Menjelaskan nilai nutrisi air susu ibu.
3.      Menjelaskan fakta ilmiah air susu ibu.
4.      Menjelaskan pengertian ASI eksklusif enam bulan.
5.      Menjelaskan perbedaan ASI dengan susu formula.
6.      Menjelaskan manfaat ASI untuk bayi.
7.      Menjelaskan manfaat ASI untuk ibu.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan. ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolactin dan oxytocin setelah kelahiran bayi. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

B.  Nilai Nutrisi Air Susu Ibu (ASI)
Keunggulan dan keistimewaan air susu ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu telah paham benar kegunaan dan manfaat ASI. ASI mengandung komponen makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diantaranya adalah karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%-nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan kepada bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari. Komposisi ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi.
Adapun nutrisi penting yang terkandung dalam ASI antara lain :
1.      Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

2.      Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%) (Dwi, 2000). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi. 
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh (Suhardjo, 1992).

3.      Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Selain itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata (Behrman, 2000).
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.


4.      Karnitin
Karnitin mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

5.      Vitamin
a.       Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.

b.      Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c.       Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d.      Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik

6.      Mineral
Berbeda dengan vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
 Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
 Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zinc ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.

C.     Fakta Ilmiah Air Susu Ibu (ASI)
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ. Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.
 Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.
 Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponektin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponektin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung.
Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.  Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun

D.     Asi Eksklusif Enam Bulan
ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi sejak dini. ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal.
WHO, UNICEF dan Departmen Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun 2004, telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Karena begitu besar manfaat dari ASI maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan.
E.     Perbedaan ASI dengan Susu Formula
Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan manusia.Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa) pada beberapa bayi. Susu formula di pasaran kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna semua zat gizi tersebut.
 Produksi enzim pada bayi belum sempurna untuk dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau susu hewan. Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal oleh tubuh bayi dari pada lemak yang ada pada susu formula, sehingga tinja bayi susu formula lebih banyak mengandung makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuhnya.
Selain itu, di dalam ASI terkandung asam lemak esensial yang tidak didapat di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. ASI juga mengandung Vitamin C, sehingga bayi ASI tidak perlu mendapat suplemen vitamin C, vitamin C biasanya diberikan untuk bayi-bayi yang diberi susu formula. Zat Besi sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga tidak terserang anemia (kekurangan darh akibat defisinesi zat besi).
 Saat dilahirkan bayi mempunyai persediaan cukup zat besi, tetapi itu kembali kepada ibunya, apakah saat hamil dia mempunyai persediaan zat besi yang cukup. Semua jenis susu mengandung sedikit zat besi sekitar 100ml, atau 0.5-0.7mg/i, namun perbedaannya zat besi yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal sampai 50% oleh bayi, berbeda dengan zat besi yang ada pada susu hewan yang hanya 10% saja.
 Tahun pertama kehidupan bayi, bayi sangat rentan terhadap penyakit, sehingga memerlukan perlindungan ekstra dari ibunya. ASI mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya.

F.      Manfaat ASI untuk Bayi
1.      Memperbaiki Saluran Cerna
Penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam ususnya yang berarti membantu penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. yang akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Menurut peneliti dari Duke University Medical Center, manfaat tersebut tidak bisa didapatkan dari susu formula. Mereka melakukan penelitian dengan menumbuhkan dua strain bakteri E.coli dalam contoh ASI, susu formula bayi (baik susu kedelai atau sapi), serta susu sapi. Bakteri tersebut kemudian mulai berbiak dan berlipat ganda, tetapi ada perbedaan pada cara mereka bertumbuh. Pada contoh ASI, bakteri itu saling menempel dalam bentuk lapisan biofilm, yakni menjadi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme berbahaya dan infeksi. Bakteri dalam susu formula dan susu sapi tumbuh sebagai organisme individual yang tidak membentuk lapisan biofilm.

2. Mencegah Depresi Saat Dewasa
Penelitian terbaru tentang manfaat air susu ibu (ASI) dari ilmuwan Jerman menyatakan, anak yang diberi ASI berisiko rendah mengalami depresi saat dewasa. Peneliti mempelajari 52 orang, rata-rata berusia 44 tahun, yang menjalani pengobatan depresi di rumah perawatan, dibandingkan dengan 106 orang sehat.  Menurut peneliti, menyusui mengindikasikan kualitas hubungan ibu-bayi dan aspek lain yang dapat melindungi anak dari depresi. Bisa juga ada komponen pada ASI yang mencegah depresi. Penelitian sebelumnya mengaitkan menyusui dengan rendahnya risiko darah tinggi dan kegemukan pada masa dewasa.
3. Mencegah Gangguan Mental dan Perilaku
Anak-anak yang mendapat ASI cenderung tidak menderita masalah kesehatan perilaku atau mental daripada mereka yang tidak disusui, menurut penelitian baru.  Penelitian, yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan 136th American Public Health Association & Pameran di San Diego, melihat apakah menyusui dikaitkan dengan masalah perilaku menurun dan penyakit jiwa selama masa kanak-kanak. Menggunakan 2.003 Survei Nasional Data Kesehatan Anak dari 102.353 wawancara orang tua dan wali terhadap kesehatan anak-anak mereka, para peneliti menemukan bahwa orang tua dari anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kepedulian terhadap perilaku anak, dan anak yang disusui kurang mungkin telah didiagnosis oleh profesional kesehatan dengan masalah perilaku atau perilaku dan kurang mungkin telah menerima perawatan kesehatan mental. Selain itu, orang tua dari anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kekhawatiran tentang kemampuan anak untuk belajar.
4. Mencegah Kecemasan dan Gelisah
Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh  oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya, mereka juga tidak mudah gelisah dan  cemas,” kata Dr Scott Montgomery, ahli epidemiologi di Karolinska  Institute Swedia, seperti dikutip reuters. ASI mengandung banyak nutrisi,  hormon, enzim, untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang diturunkan ibunya ke  bayi. Penelitian tersebut juga menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi,  penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga bisa  terhindar dari pendarahan setelah melahirkan. Montgomery dan timnya meneliti  bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi susu  formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan  orangtuanya. Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka  dimonitor sejak lahir sampai masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai  tentang tingkat kegelisahan anak-anak tersebut dalam skala 0-50. Ternyata anak  yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik  dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti belum mengetahui  kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan sementara,  anak-anak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui mereka merasa  mendapat kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu saat menyusui juga  menenangkan bayi. Selain itu menyusui juga berpengaruh terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres.

5.  Pencegahan Terhadap HIV-AIDS 
Riset terbaru mengungkapkan, para peneliti telah mengisolasi antibodi dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari ancaman virus HIV.  Peneliti mengatakan, hanya satu dari sepuluh orang wanita yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus tersebut kepada bayi yang dikandungnya. Beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan, pemberian ASI secara eksklusif oleh perempuan yang terinfeksi HIV tidak akan mengurangi perkembangan AIDS atau jenis penyakit lainnya pada bayi. Meski CDC tidak merekomendasikan pemberian ASI, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap mendorong para ibu yang terinfeksi virus HIV untuk menyusui bayi mereka sambil tetap menggunakan obat antiretroviral untuk mencegah penularan virus HIV ke bayi. Pasalnya, tanpa nutrisi dan faktor imun yang terdapat pada ASI, akan banyak bayi yang meninggal akibat diare berat, gangguan pernapasan serta penyakit lainnya.
6.      Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik
Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, oleh karena itu diperlukan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan dapat diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan ASI mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang seimbang.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ.
Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima dan bebas bakteri, serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.

7.      ASI Kaya Akan Zat Penting
 ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun. ASI disebut memiliki efek prebiotik karena pemberian ASI dapat membuat bakteri baik di dalam usus bayi berkembang optimal dan memberi perlindungan terhadap tubuh bayi yang baru lahir.
Penelitian membuktikan bahwa ASI adalah sumber prebiotik pertama terbaik yang dapat diperoleh oleh bayi pada awal kehidupannya. ASI membuat bakteri baik di dalam usus bayi sehingga mendominasi sistem pencernaan. Meningkatnya jumlah bakteri baik di dalam usus besar bayi memberikan perlindungan terhadap tubuh bayi.
8.      Meminimalkan Resiko Kanker
Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.
Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan  menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu.
G.    Manfaat Memberikan ASI Bagi Ibu Menyusui
1.      Menurunkan Berat Badan Ibu 
Menyusui membakar ekstra kalori sebanyak 200-250 per hari. Jumlah kalori yang sama jika anda berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
2.      Hemat Biaya
Tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan segala macamnya. Bayi yang sehat karena diberi ASI dapat menghemat biaya kesehatan dan mengurangi kekhawatiran keluarga. Biaya untuk susu formula selama seminggu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Biaya selama setahun untuk susu formula mencapai lebih dari jutaan rupiah.
3.      ASI Selalu Siap Sedia
Tidak perlu mencampur susu formula atau menunggu menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan. Tidak perlu khawatir kehabisan ketika tengah malam atau tidak cukup membawa susu formula tersebut ketika sedang berpergian.

4.      Alat Kontrasepsi 
ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami.

5.      Baik untuk Kesehatan
Menyusui membantu uterus kembali ke ukuran normal lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang menyusui memiliki insiden lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa tipe kanker termasuk kanker payudara dan kanker ovarium.

6.      Mencegah Perdarahan
Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim  dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses  kembalinya rahim ke posisi semula.

7.      Ibu Sehat, Cantik, dan Ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Air susu ibu (ASI) merupakan bahan penting bagi bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, khusunya di enam bulan pertama kelahirannya.
2.      Air susu ibu (ASI) mengandung berbagai komponen nutrisi penting, diantaranya adalah karbohidrat protein lemak, karnitin, vitamin, dan mineral. Seluruh komponen tersebut berperan penting khususnya untuk daya tahan tubuh bayi.
3.      Penelitian-penelitian ilmiah menunjukkan bahwa air susu ibu selain bermanfaat untuk bayi, juga bermanfaat untuk ibu yang menyusuinya.
4.      Air susu ibu (ASI) eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi selama enam bulan pertama kelahiran bayi. Dalam jangka waktu enam bulan tersebut bayi tidak diberu asupan makanan padat lainnya hanya air susu ibu.
5.       Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Susu formula di pasaran kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna semua zat gizi tersebut. ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau susu hewan. Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal oleh tubuh bayi dari pada lemak yang ada pada susu formula.
6.      Air susu ibu (ASI) bagi bayi bermanfaat untuk memperbaiki saluran cerna, mencegah depresi saat dewasa, mencegah gangguan mental dan perilaku, mencegah kecemasan dan gelisah, mencegah terhadap HIV-AIDS, membantu kecerdasan bayi dan EQ yzng bzik, dan meminimalkan resiko kanker.
7.      Air susu ibu (ASI) bagi ibu menyusui bermanfaat untuk menurunkan berat badan ibu, hemat biaya, ASI selalu siap sedia, sebagai alat kontrasepsi, baik untuk kesehatan, mencegah perdarahan, dan baik untuk kesehatan, kecantikan dan keceriaan ibu.


B.     Saran
Berikan air susu ibu pada bayi yang baru saja lahir intensif selama enam bulan pertama kelahirannya tanpa diberi asupan makanan tambahan (ASI eksklusif). Hal tersebut dapat memberi manfaat-manfaat yang luar biasa dibandingkan dengan pemberian susu formula.
  
DAFTAR PUSTAKA

Andini. 2001. Empat Belas Keajaiban Kolostrum. Jakarta : Erlangga.
Barness, L. A., Curran J.S. 2000. Nutrisi. Jakarta : EGC.
Budiarto, Eko. 2003.  Metodologi Penelitian Kesehatan.  Jakarta : Rineka Cipta. 
Behrman, Richard E, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Cahyaning, R. 2000. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pertama Kali di Puwarkarta. Jawa Barat. Skripsi FKM-UI. Tidak dipublikasikan.
Dwi Hapsari. 2000.  Breastfeeding Colostrum.  Surabaya : Pusat Pengembangan Kesehatan. NHRD. 
Kari IK. 1998. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi. Jakarta: EGC.
Munasir, Z, Nia K. 2009. Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh. Jakarta: IDAI.
Nyoman P, Jeanne P. 2009.  Kendala Pemberian ASI eksklusif . Jakarta: IDAI.
Rini. 2006. Menyelamatkan Bayi Lewat ASI. Jakarta: Rineka Cipta
Roesli, Utami. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta.
Pustaka Bunda.
Rosita, Syarifah. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana.
Santoso, H. 1997. Faktor-Faktor Kekebalan dalam Air Susu Ibu. Jakarta : EGC.
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Kanisius.
Suraatmaja, S. 1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta : EGC.
Walker, W.A., Watkins J.B., Duggan C. 2003. Nutrition in pediatrics. London : Hamilton.



           
 

#inggrit #amedia #inggritAmedia #urgensi #asi #air #susu #ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar