Perguruan Tinggi merupakan suatu sistem yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter. Universitas Diponegoro hadir membawa figur Pangeran Diponegoro sebagai tolok ukurnya. Perangai yang jujur, berani, dan peduli yang melakat pada pribadi itu, menjadi kekuatan penting untuk mencapai tujuan nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ditengah melesatnya kemajuan teknologi dewasa ini, tampaknya UNDIP tidak kalah memberi peran untuk negeri. Target tujuh tahun kedepan misalnya, UNDIP berkomitmen menjadi Universitas Riset yang unggul. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut, tidak terlepas dari bagaimana sistemnya berjalan. Sistem yang dimaksud penulis adalah suatu kesatuan antara seluruh komponen Perguruan Tinggi. Baik itu korelasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dosen, biroksasi, dan pihak terkait lainnya. Selayang pandang menyoal universitas riset yang tergambar di benak penulis adalah ; bila dilihat dari segi fisik, Universitas tersebut berdiri kokoh dengan memperlihatkan kemajuan teknologi. Sistem yang beroperasi adalah sistem berbasis komputer. Tenaga pengajar yang kompeten dibidangnya. Serta satu yang pasti tim pelaksanya yaitu keluarga Universitas Diponegoro.
Sadar akan kedudukan yaitu menjadi salah satu keluarga UNDIP, tentunya ada keinginan-keinginan untuk ikut berperan dalam mencapai tujuan tersebut. Betapapun mulianya tujuan yang akan dicapai, akan bernilai kosong andaikata tidak adanya perjuangan. Karakter fundamental yang wajib ada untuk menjadi langkah awal adalah optimisme. Sebagai modal tentunya karakter ini harus dimiliki oleh semua unit fungsional. Optimisme dengan keberhasilan hanya berjarak usaha. Namun selalu, fakta di lapangan tidak semudah paparan teori. Optimisme secara teori hanyalah suatu sifat yakin akan suatu keadaan. Realisasinya adalah hanya sebagian personal yang mampu memupuk paham tersebut pada jiwanya.
Setelah mempunyai modal optimis tadi, selanjutnya adalah integritas. Ketika seluruh unit fungsional memiliki kesamaan pandangan bahwa KITA BISA, maka persatuan akan dapat kita genggam. Setiap jiwa mempunyai kelebihan dibidangnya. Memiliki jalan pemikiran yang sudah tentu berbeda-beda. Andaikata semuanya berkumpul menjadi kesatuan, maka alangkah besarnya perubahan yang akan tercipta. Mindset bahwa “saya adalah yang paling hebat” mesti dikubur dalam-dalam, karena itulah yang akan mengikis persatuan kita.
Kesatuan yang sudah kita genggam adalah kekuatan untuk menciptakan perubahan-perubahan kearah positif untuk mewujudkan cita-cita bersama. Setiap fakultas memiliki peran yang sama besar dalam menunjang tujuan tersebut. Citra yang awalnya lebih kepada “saya bangga menjadi mahasiswa fakultas ini..” luruh menjadi “saya bangga menjadi UNDIP”. Peralatan laboratorium yang kurang lengkap di salah satu fakultas, bisa dilengkapi dengan pemakaian laboratorium bersama di fakultas yang lebih lengkap. Tentunya masih dalam suatu prosedur, namun tidak berat kepada “mempersulit”. Pihak rektorat yang awalnya di judge “pelit” sadar akan fungsinya yang bisa dibilang fundamental dalam memberikan ruang yang lebih luas kepada mahasiswa untuk berprestasi. Gedung laboratorium terpadu yang berdiri kokoh di muka kampus, menjadi pusat penelitian keluarga UNDIP. Atas nama universitas, sebagaimana fungsinya, Pembantu Rektor IV memperluas kerjasama untuk mengembangkan sarana dan prasana yang menunjang terbentuknya universitas riset unggul.
Perpustakaan sebagai gudang ilmu diperpanjang waktu kunjungnya, dan dibukanya kegiatan-kegiatan yang melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan.
Setidaknya kita sebagai elemen Unversitas Diponegoro yang sadar akan kedudukan dan fungsinya mampu untuk mengoptimalkan potensi diri masing-masing, mempunyai kepedulian tinggi atas terciptanya tujuan, dan mampu menanggalkan pamor pribadi. Selebihnya kita orientasikan segala macam kegiatan kepada UNDIP-Universitas Riset. Ketika semua bekal tersebut kita miliki, dengan penuh kesadaran, penulis yakin, 2020 the big dreams of UNDIP become to be a Research University will be realized. Be optimistic!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar