LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN SISTEMATIKA HEWAN
III. METODELOGI
3.1. ALAT dan BAHAN
3.1.1. ALAT
3.1.1.1. Jaring ikan
3.1.1.2. Plastik
3.1.1.3. Ember
3.1.1.4. Gayung
3.1.1.5. Toples
3.1.1.6. Senter
3.1.1.7. Trap
3.1.1.8. Label
3.1.1.9. Etiket
3.1.1.10. monokuler
3.1.1.11. binokuler
3.1.1.12. alat tulis
3.1.1.13. jaring kupu-kupu
3.1.1.14. kamera digital
3.1.1.15. jarum
3.1.1.16. amplop
3.1.1.17. botol spesimen
3.1.1.18. suntikan
3.1.1.19. sterofom
3.1.2. bahan
3.1.2.1.
formalin
3.1.2.2.
alkohol
3.2 cara kerja
3.2.1.
praktikum lapangan dilakukan di pantai Bandengan
3.2.1.1.
praktikum dilakukan di pantai Bandenan Jepara
3.2.1.2.
berbagai spesies dari mollusca dan pisces dicari di sepanjang tepi pantai
3.2.1.3.
spesies dari kelas pisces ditangkap dengan menggunakan jaring
3.2.1.4.
spesies disimpan di plastik
3.2.1.5.
spesies dibuat awetan menggunakan formalin
3.2.1.6.
spesies di beri label atau etiket
3.2.1.7.
spesies di identifikasi dan diawetkan kembali menggunakan alkohol
3.2.1.8.
spesimen dicari klasifikasi dan deskripsinya.
3.2.2.
praktikum nocturnal di kampus
3.2.2.1.
pencarian spesies amphibi reptil dan mamalia di lakukan di kampus FSM UNDIP
3.2.2.2. trap untuk mamalia dipasang di
lab lantai 2 biologi
3.2.2.3. spesies dari amphibi dan reptil
ditelusuri di luar gedun dekanat FSM
3.2.2.4. spesies ditangkap dan disimpan
di plastik
3.2.2.5. spesies di bius hingga mati
menggunakan alkohol dan diidentifikasi
3.2.2.6. spesies di beri label atau
etiket
3.2.2.7. spesimen diawetkan menggunakan
alkohol
3.2.2.9. spesimen dicari klasifikasi dan
deskripsinya.
3.2.3.
praktikum dikampus (siang hari)
3.2.3.1.
pencarian spesies kelas insecta dilakukan di daerah fakultas ekonomi
3.2.3.2.
spesies ditangkap dan disimpan di plastik
3.2.3.3.
spesies di bius hingga mati menggunakan alkohol dan diidentifikasi
3.2.3.4.
spesies di beri label atau etiket
3.2.3.5.
spesimen diawetkan menggunakan alkohol
3.2.3.6.
spesimen dicari klasifikasi dan deskripsinya.
IV. PEMBAHSAN
4.1. Labiostrombus epidromus
Klasifikasi :
Kelas :
Gastropoda
Subclass :
Orthogastropoda
Superorder :
Caenogastropoda
Order :
Sorbeoconcha
Suborder :
Hypsogastropoda
Superfamili :
Stromboidea
Famili :
Strombidae
Genus :
Labiostrombus
Spesies :
Labiostrombus epidromus ( Hickman ,
2003 ).
Labiostrombus epidromus
memiliki warna putih
murni. Dapat ditemukan di ±
35 meter air di
atas permukaan laut. Labiostrombus epidromus adalah salah satu kelompok dari
mollusca, masuk kedalam kelompok yang sering disebut sebagai conchs,atau lebih
umum disebut Strombs, Strombus adalah kerang kerang yang besar. Jumlah spesies
dalam jumlah keluarga sekitar 60 spesies, yang kecil dibandingkan dengan
keluarga molluscan lainnya. Namun perbedaan ukuran antara spesies Strombus
terbesar dan terkecil adalah besar. Beberapa tumbuh menjadi yang terbesar dan
terberat dari moluska laut seperti Eustrombus goliath. Shell tercatat terbesar
adalah sekitar 380 milimeter. Di ujung lain dari spektrum ukuran Strombus
Helli, spesies yang jarang mencapai 25 milimeter panjang. Sebuah tampilan
komprehensif Strombs cukup indah. Beberapa spesies dapat bervariasi dalam warna
dan membuat untuk tampilan eye-catching. Keluarga ini juga terdiri dari
multi-digit Lambis, para conchs Spider.Mayoritas spesies ini terdapat di
seluruh Indo-Pasifik, dengan beberapa spesies yang ditemukan di Hindia Barat
dan dari Mediterania ke bawah melalui Afrika Barat. Umumnya Labiostrombus epidromus kebanyakan
hidup di pasir dan lingkungan yang pasang surut di daerah tropis. Memiliki kaki
yang kuat dan operkulum yang berbentuk sabit sehinnga memungkinkan untuk
menggali dengan cepat dan dalam ke substrat berpasir untuk perlindungan dan selama
periode pertumbuhan cangkang ( Manter , 1959 ).
4.2 Rhyothemis Phyllis
Kelas : Insecta
Ordo :Odonata
Subordo :Anisoptera
Family :Libellulidae
Genus :Rhyothemis
Species :Rhyothemis Phyllis ( Hickman , 2003 ).
Capung
yang memiliki bentuk sangat cantik dan menarik. Capung jantan memiliki wajah
yang berwarna hitam. Mata bagian atas berwarna merah tua dengan bagian bawah
dan samping berwarna kuning kecoklatan. Toraks berwarna hitam keemasan-hijau
metalik dengan kaki hitam. Sayap memiliki corak yang begitu indah, sayap depan
transparan dengan ujung berwarna hitam dan bagian tengah terdapat sedikit warna
hitam. sayap belakang memiliki ujung yang berwarna hitam dengan pangkal berwarna
hitam-kuning-hitam. Wingspot berwarna hitam dan abdomen juga berwarna hitam.
Betina mirip dengan jantan biasanya lebih gemuk. Biasanya capung ini dapat
ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Terbang rendah kemudian
hinggap pada ranting/ kayu dan terkadang juga teramati terbang tinggi dalam
kelompok yang cukup besar. Dapat ditemukan di daerah Asia Tenggara termasuk
Indonesia ( Iskandar , 1989 ).
4.3. Locusta migratoria
Kelas :insecta
Ordo :
orthoptera
Sub ordo :caelifera
Family :acrididae
Subfamili :oedipodinae
Genus :locusta
Spesies :Locusta migratoria ( Hickman , 2003 ).
Locusta migratoria
merupakan salah satu jenis dari belalang yang dikenal juga dengan nama belalang
kembara. Locusta migratoria adalah anggota dari suku Acridiidae, bangsa Orthoptera.
Jenis belalang ini memiliki panjang. tubuh 4,4 cm, Memiliki Elytra panjang
mengkilat sayap berwarna tanpa bands tibia belakang kekuningan atau merah. Locusta
migratoria adalah jenis serangga yang dapat berkembang biak dengan cepat akibat
dari perubahan iklim. Dalam kondisi lingkungan yang demikian, belalang
mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan yang baik untuk
belalang kembara berkembang biak adalah ketika melimpahnya tanaman inang dan
setelah terjadinya hujan yang tinggi atau pada musim penghujan. Dalam
kehidupannya, belalang jenis ini mengalami beberapa fase transformasi; dimulai
dari fase soliter, fase transsien sampai fase gregarius.
Fase soliter adalah fase belalang tidak menjadi hama, warnatubuhnya
hijau. Fase gregarius adalah belalang yang dapat menjadi hama, warna
tubuhnya kecoklatan. Belalang kembara merupakan serangga pemakan daun “Fitophagus”,
dan dengan perkembangannya yang begitu cepat dapat mengakibatkan kerusakan
terhadap tanaman, sehingga menjadi ancaman utama dan hama bagi tanaman
pertanian. Hama belalang kembara merupakan hama jenis serangga yang menjadi
kendala dan masalah bagi petani di Indonesia. Jika populasi belalang kembara
ini sangat tinggi, maka dapat menyerang tanaman holtikultura sampai dengan
tanaman kelapa sawit. Tanaman yang
diserang dan dirusak adalah padi, jagung, tebu, kelapa dan lain sebagainya. Dalam
sejarah, belalang adalah serangga yang dapat dimakan dan dianggap lezat di
sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia. Dengan keanekaragaman hayati
yang tinggi, maka Indonesia juga memiliki kekayaan jenis belalang yang
beranekaragam. Sama seperti belalang jenis Valanga nigricornis, belalang
jenis Locusta migratoris juga dimakan sebagai sumber protein alternatif bagi
masyarakat. Belalang jenis Locusta migratoria merupakan hama bagi pertanian,
namun disisi lain belalang ini dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi ( Storer ,
1957).
4.4. Lonchura leucogastra
Filum :
Chordata
Kelas :
Aves
ordo :
Passeriformes
famili :
Estrildidae
genus :
Lonchura
spesies :
Lonchura leucogastra ( Crome, 1991 )
Burung pipit dada putih atau
biasa disebut burung perit (Lonchura leucogastroides). Memiliki Ciri – ciri tubuh
memiliki warna coklat tua di punggung, sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa
coretan-coretan. Muka, leher dan dada atas berwarna hitam; dada bawah, perut
dan sisi tubuh putih bersih, nampak kontras dengan bagian atasnya. Sisi bawah
ekor kecoklatan. Habitat di areal persawahan, daerah aliran sungai dan
pohon yang rimbun.Burung ini biasanya bersarang di pohon rimbun seperti:
cemara, pohon mangga, dan di pohon bambu buluh yang ada di daerah aliran air.
Burung ini biasanya menghasilkan anak 2 – 4 ekor. Makanan berupa biji – bijian
( Iskandar, 1989)
REFERENSI
Hickman,C.P., L. S.
Roberts dan A. Larson. 2003. AnimalDiversity.
McGraw-Hill Companies, Inc . North America.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang Umum di
Indonesia. Djambatan Anggota IKAPI. Jakarta.
Crome,
Francis H.J. (1991). Forshaw, Joseph. ed.
Encyclopaedia of Animals: Birds. Merehurst Press . London.
Manter &
Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Row Publisher. New
York.
Storer, I.
Tracy; Usinger, Robert L. 1957. General of Zoology. New York: Mc Graw
Hill Book Company Inc.
#inggrit #amedia #inggritAmedia #praktikum #lapangan #sistematika #hewan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar