Tulisan ini terinspirasi dari seorang wanita, sangat hebat menurutku, meskipun tak begitu dalam aku mengenalnya, hanya sekedar tau saja. Wanita yang kulihat saat perkenalan english club di sekolah dulu, smart, dan cantik. Dia setahun lebih tua dariku. Beberapa bulan lalu, aku coba menelusur dalam kronologinya di sebuah jejaring sosial. Kaget memang, sewaktu tau wanita itu sudah menggendong seorang bayi lelaki di pangkuannya. Dengan binar wajah dan sesungging senyuman. Karena sebuah rasa penasaran, maka terus kucari tau, siapa sebenarnya ayah dari bayi mungil di pangkuannya itu? Dan aku hanya mendapatkan namanya saja. Tanpa tau sosok yang manakah dia.
Dan hari ini, entah darimana awalnya, aku melihat wanita cantik itu, masih tetap dengan buah hatinya. Namun kini, setelah aku membaca status-satusnya,disana lebih menunjukkan perasaan kecewa, pengharapan, segala bentuk kesedihan, bahkan kebencian. Dan hari ini pulalah akhirnya aku tau kepada siapa kata-kata itu ia tujukan, teruntuk mantan suaminya. Seorang pria dari sekolah yang sama, dan angkatan yang sama dengan sang istri.
Menikahi seseorang karena cinta, memiliki anak, dan akhirnya harus berakhir karena ternyata kehidupan pasca ijab qabul itu tidak seperti saat menjalin hubungan dulu. Keimanan, tanggung jawab, kerja keras, kasih sayang, saling menghargai menjadi hal-hal penting untuk menjaga ikrar bersama yang telah dilisankan.
Dari apa yang telah aku ketahui ini, ada sebuah makna perjuangan dan keikhlasan seorang ibu untuk mendidik anaknya sampai waktu yang tidak terbatasi.
Ini petikan sebuah note yang aku dapatkan darinya :
“Tuhan...
apakah sakinah ni yg kau beri?
yg isinya hanya amarah dan bentakan
apakah ni yg dikatakan Mawadah
bila tangis haru tuntun diri
apakah Warokhmah juga
bila doaku terbumbui rasa kecewa akannya...” (wanita hebat)
#inggrit #amedia #inggritAmedia #cerita #tentang #seorang #wanita