Pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat kata yang
tak lekang oleh waktu, tak sirna oleh masa. Berdiri kokoh menjadi landasan bagi
yang katanya perguruan tinggi. Singkat namun padat deskripsi. Bagi mereka yang
bernaung di bidang riset dan pengabdian masyarakat, apakah pesan itu tidak
cukup menantang?
Secara
normatif kementerian Riset, lembaga riset fakultas, dan jurusan dibentuk untuk
menunjang visi undip, menjadi universitas riset unggul 2020. Namun jika kita
telaah lebih dalam lagi, lembaga-lembaga riset itu dibentuk karena kesadaran.
Ya, kesadaran untuk mengimplementasikan landasan itu sendiri. Karena
sesungguhnya riset adalah penting, dan untuk mengabdi kepada masyarakat kita
butuh penelitian.
Ketika
ditanyai mengenai “apakah kamu meriset di lembaga riset?” banyak dari mereka
mengatakan tidak, mengapa, karena lembaga risetpun menjelma menjadi EO (Event
Organizer). Sekarang coba diingat kembali, mereka yang masuk ke bagian PSDM, ya
jelas mereka mengkader, mikat jelas menyalurkan minat dan bakat, dimas jelas
terjun langsung mengabdi kepada masyarakat, ekobis jelas mencari sumber dana
lembaga. Oleh karena itu, selain memberikan fasilitas riset, periset, dan
meriset, lebih baik jika lembaga riset itu sendiri dapat menghasilkan produk
dari hasil riset mereka. Dan kabar baik yang penulis dapatkan adalah anggota
lembaga riset kini telah mengorientasikan kesana. RIC salah satunya.
Masyarakat
FSM (Fakultas Sains dan Matematika) telah sadar akan posisinya sebagai fakultas
sains, penelitian berkelanjutan, program pelatihan LKTI, dan kegitan
“keriset-an” gencar diadakan. RIC sebagai satu-satunya lembaga riset tingkat
fakultas diharapkan menjadi kiblat untuk seluruh lembaga riset jurusan di FSM.
RIC menjalin hubungan dengan lembaga riset lainnya baik di fakultas,
universitas, atau universitas lain sehingga terjalin sinergisitas. Lagi-lagi,
apakah sinergisitas menjadi penting saat setiap elemen ingin menjadi kepala?
Egolah yang menjadikan setiap elemen ini tidak dapat berintegrasi satu dengan
lainnya. Disaat banyak ingin dan impian dari suatu lembaga, kemudian lembaga
yang lainnya merasa paling tinggi dan harus diikuti, kemungkinan besar tidak
dapat disatukan. Keduanya bertolak belakang. Namun selalulah ada jalan dari
setiap konflik. Bukankah tujuan kita sama, membuat undip tersenyum? Tentu !
UNDIP KINI
semakin menebar virus riset, lembaga riset diprioritaskan, bahkan birokrasi FSM
mendukung setiap kegiatan riset mahasiswanya. Hal inilah yang mestinya
dimanfaatkan, ketika dari atas sudah membukakan pintu, maka menjadi tugas
lembaga riset adalah merangkul sebanyak mungkin masa untuk turut serta,
sehingga kekuatan mencapai visi menjadi lebih besar. Tidak peduli dibidang
apapun, lembaga riset manapun, tujuan kita adalah sama, maka bersatu akan lebih
baik, jika tidakpun, kita akan sama-sama berjalan, meskipun dengan cara yang
berbeda. \
#Inggrit #Amedia #InggritAmedia #riset #UNDIP